Jumat, 23 Oktober 2015

Sumber Daya Alam dan Lingkungan

Sumber daya alam adalah unsur lingkungan yang terdiri atas sumberdaya alam hayati, sumberdaya alam non hayati dan sumberdaya buatan, merupakan salah satu aset yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Sebagai modal dasar pembangunan sumberdaya alam harus dimanfaatkan sepenuh-penuhnya tetapi dengan cara-cara yang tidak merusak, bahkan sebaliknya, cara-cara yang dipergunakan harus dipilih yang dapat memelihara dan mengembangkan agar modal dasar tersebut makin besar manfaatnya untuk pembangunan lebih lanjut di masa mendatang.
Dalam memanfaatkan sumber daya alam, manusia perlu berdasar pada prinsip ekoefisiensi. Artinya tidak merusak ekosistem, pengambilan secara efisien dalam memikirkan kelanjutan SDM. Pembangunan yang berkelanjutan bertujuan pada terwujudnya keberadaan sumber daya alam untuk mendukung kesejahteraan manusia. Maka prioritas utama pengelolaan adalah upaya pelestarian lingkungan, supaya dapat mendukung kehidupan makhluk hidup. Bila sumber daya alam rusak atau musnah kehidupan bisa terganggu.
Lingkungan hidup dapat diartikan sebagai suatu sistem yang merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup termasuk didalamnya manusia dan perilakunya yang dapat mempengaruhi kelangsungan peri kehidupan dan kesejahteraan manusia dan makhluk hidup lainnya (UULH No.23 Tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup).

Lingkungan Bersih dan Sehat

Lingkungan hidup yang nyaman serta kebersihan lingkungan merupakan merupakan hal yang sangat penting karena ini adalah salah satu cara untuk sehat maka  perlu kita jaga dengan sebaik mungkin. Saat ini kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan bisa dibilang sudah mulai berkurang. Terbukti dengan maraknya budaya membuang sampah sembarangan yang dilakukan oleh sebagian besar masyarakat kita. Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa seolah tidak merasa bahwa tindakan yang mereka lakukan tersebut salah dan dapat merugikan lingkungan serta orang banyak. Anda tentu tahu penyebab banjir yang rutin melanda ibu kota tidak lain disebabkan oleh budaya membuang sampah sembarangan ke sungai dan tidak mengenal arti lingkungan bersih apalagi membedakan mana jenis sampah organik dan anorganik. Bila masalah ini dibiarkan bukan tidak mungkin akan semakin banyak masalah dan bencanan yang akan kita hadapi di masa mendatang. Melalui artikel ini kami akan membahas mengenai arti dan manfaat lingkungan bersih.



Lingkungan yang bersih ini dapat diartikan sebagai kondisi dari lingkungan yang bersih dan sehingga lingkungan tersebut terbebas dari berbagai penyakit dan nyaman untuk dihuni. Agar lingkungan di sekitar tempat tinggal anda bersih maka perlu usaha bersama dalam mewujudkannya. Salah usaha yang bisa dilakukan adalah dengan menjalankan kegiatan kerja bakti secara rutin. Bersihkan juga saluran air agar tidak tersumbat sehingga lingkungan di sekitar tempat tinggal anda bisa terbebas dari banjir yang dapat memicu munculnya berbagai penyakit. Sediakan juga tempat sampah untuk setiap rumah agar kebersihan lingkungan menjadi terjaga.

Untuk manfaat lingkungan bersih yang bisa anda rasakan cukup banyak dan antara lain lingkungan di sekitar tempat tinggal anda menjadi lebih sejuk, bebas dari polusi udara, terhindar dari penyakit yang disebabkan oleh lingkungan yang kotor serta tidak sehat dan air menjadi lebih bersih dan aman untuk dikonsumsi. Orang yang tinggal di lingkungan yang bersih dan sehat jauh lebih bahagia dan tidak mudah terserang penyakit dibandingkan mereka yang tinggal di lingkungan yang kotor dan kumuh. Menimbang manfaat positif dari menjaga kebersihan lingkungan maka mulai dari sekarang mulailah menamkan kesadaran serta kepedulian yang tinggi untuk menjaga kebersihan lingkungan.

Ekologi Kerusakan Hutan

Penebangan hutan secara ilegal ini juga menimbulkan akibat yang sangat merugikan bagi hutan itu sendiri maupun lingkungan di sekelilingnya. Secara umum, dampak penebangan hutan menyebabkan: pertama, masalah pemanasan global; kedua, masalah degradasi tanah; dan ketiga, mempercepat kepunahan keanekaragaman hayati di dalamnya. 

1. Masalah pemanasan global 
Para ahli memperkirakan bahwa dampak dari pemanasan global akan sangat meningkat bila kelestarian dan keutuhan hutan tidak dipelihara. Ada beberapa akibat yang akan muncul akibat pemanasan global ini, antara lain terjadinya perubahan iklim. Hal ini akan mempercepat penguapan air sehingga berpengaruh pada curah hujan dan distribusinya. Akibat selanjutnya adalah terjadinya banjir dan erosi di daerah-daerah tertentu. Seperti kasus yang terjadi di Pontianak ( Kalimantan Barat ) dan Nias ( Sumatra Utara ) yang menelan korban materi dan nyawa yang sangat besar. Musim kering yang berkepanjangan juga akan melanda daerah-daerah yang areal hutannya digunduli, bahkan dibakar. Sebagai contoh adalah kebakaran hutan Kalimantan Barat. Resiko yang timbul kemudian adalah banyaknya lahan yang dibiarkan kosong. 
2. Masalah degradasi tanah 
Penebangan hutan secara tak terkendali pasti juga menyebabkan degradasi tanah dan berkurangnya kesuburan tanah. Data dari Biro Pusat Statistik menyebutkan bahwa lahan produktif yang telah diolah di Indonesia sebanyak 17.665.000 hektar. Sebesar 70 % dari lahan itu adalah lahan kering. Sisanya adalah lahan basah. Akibat penebangan liar yang terjadi banyak lahan kering yang tidak digarap. Akibatnya erosi menjadi mudah terjadi dan tanah berkurang kesuburannya. 
3. Masalah kepunahan keranekaragaman hayati 
Masalah ini cukup mendapat perhatian penting saat ini. Berdasar penelitian para ahli, dikatakan bahwa jumlah spesies binatang atau spesies burung semakin berkurang, khususnya di Kalimantan Barat. Akibat penebangan hutan yang dilakukan terus menerus, banyak hewan yang menyingkir dan mencari habitat yang baru. Misalnya, harimau Kalimantan semakin terjepit karena tempat tinggalnya semakin sempit dan terus di babat. Bukan tidak mungkin bahwa tahun-tahun mendatang spesies harimau akan punah. Para ahli memperkirakan bahwa pada tahun 2015 dengan penggundulan hutan tropis di Kalimantan akan menyebabkan punahnya 4-8% spesies dan 17,35 % pada tahun 2040.