Minggu, 05 Juli 2015

Rangkaian Logika Kombinasional dan Sekuensial

Rangkaian Logika Kombinasional dan Sekuensial

2 macam rangkaian logika :
1.   Rangkaian logika kombinasional
Rangkaian yang outputnya bergantung pada keadaan nilai input pada saat itu saja.
Piranti kombinasional : Rangkaian gerbang OR-AND–NOT, decoder, adder-subtractor dan multiplexer.

2.   Rangkaian logika sekuensial
Outputnya tidak bergantung pada nilai input saat itu, tetapi juga input-input sebelumnya. Karena itu dikatakan mempunyai karakteristik memori.
Piranti sekuensial : Flip-flop, register dan counter.
Berdasarkan waktu sinyal, dapat dibedakan menjadi :
·       Rangkaian sekuensial sinkron
Operasinya disinkronkan dengan pulsa waktu yang dihasilkan oleh pembangkit pulsa yang merupakan masukan bagi rangkaian. Sehingga keluaran akan berubah hanya setiap adanya masukan  pulsa waktu, meskipun inputnya tidak berubah.
·       Rangkaian sekuensial asinkron :
Operasinya hanya bergantung pada input, dan dapat dipengaruhi setiap waktu.


REGISTER

Fungsi : sebagai memori sementara untuk penggeseran data ke kiri atau ke kanan.

Dibangun dari kumpulan flip-flop, banyaknya flip-flop menentukan panjang register dan juga panjang kata biner yang dapat disimpan di dalam register.

Register seri

Contoh :  Register seri geser ke kanan 4 bit  

Register Paralel
Contoh : Register paralel geser ke kanan yang beresirkulasi 4 bit.
COUNTER (PENCACAH)

Merupakan rangkaian logika pengurut yang membutuhkan karakteristik memori dan sangat ditentukan oleh pewaktu. Disusun dari sejumlah flip-flop.


Karakteristik utamanya :
1.   Jumlah hitungan maksimum (modulus pencacah)
2.   Menghitung ke atas (up counter) atau ke bawah (down counter).
3.   Operasi sinkron (serempak, pencacah paralel) atau asinkron (seri, pencacah gelombang).


Contoh : Pencacah gelombang 4 bit (modulo-16), menghitung ke atas.
Tabel kebenaran : urutan pencacahan

Contoh : Pencacah paralel 3 bit (modulo 8)  mencacah dengan urutan naik.

Jumat, 03 Juli 2015

Hubungan antara Manusia dengan Kebudayaan


Pengertian

Secara etimologis kebudayaan berasal dari kata bahasa sansekerta, buddayah, yang merupakan bentuk jamak dari kata buddhi yang berarti budi atau akal. Sedangakan dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah culture.  Kata ini berasal dari kata bahasa Latin yaitu colere yang berarti mengelolah atau mengerjakan yaitu mengelolah tanah atau bertani. Makna dari istilah itu kemudian mengalami perluasan yakni merujuk semua kegiatan manusia untuk mengelolah atau mengubah alam.

Jadi kebudayaan adalah semua apa yang dipelajari dan kebiasaan-kebiasaan yang secara sosial diteruskan, pengetahuan, obyek-obyek material dan tingkah laku, termasuk gagasan-gagasan, nilai-nilai dan hasil karya kelompok masyarakat. Secara sosiologis, kebudayaan menyangkut semua obyek material dan gagasan yang ada dalam masyarakat.

Hubungan Manusia dengan Kebudayaan

Manusia dan kebudayaan sangat erat terkait satu sama lain. Manusia dan kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang tak bisa dipisahkan dalam kehidupan ini. Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan melestarikannya secara turun menurun. Budaya tercipta dari kegiatan sehari-hari dan juga dari kejadian-kejadian yang sudah diatur oleh Sang Pencipta.

Budaya tercipta/terwujud merupakan hasil dari interaksi antara manusia dengan segala isi yang ada di alam raya ini. Manusia di ciptakan oleh tuhan dengan dibekali oleh akal pikiran sehingga mampu untuk berkarya di muka bumi ini dan secara hakikatnya menjadi khalifah di muka bumi ini.  Di samping itu manusia juga memiliki akal, intelegensia, intuisi, perasaan, emosi, kemauan, fantasi dan perilaku.Dengan semua kemampuan yang dimiliki oleh manusia maka manusia bisa menciptakan kebudayaan. Ada hubungan dialektika antara manusia dan kebudayaan. Kebudayaan adalah produk manusia, namun manusia itu sendiri adalah produk kebudayaan. Dengan kata lain, kebudayaan ada karena manusia yang menciptakannya dan  manusia dapat hidup ditengah kebudayaan yang diciptakannya. Kebudayaan akan terus hidup manakala ada manusia sebagai pendudukungnya Manusia.

Dari sisi lain, hubungan antara manusia dan kebudayaan ini dapat dipandang setara dengan hubungan antara manusia dengan masyarakat dinyatakan sebagai dialektis, maksudnya saling terkait satu sama lain. Proses dialektis ini tercipta melalui tiga tahap yaitu :

1. Ekstemalisasi, yaitu proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya. Melalui ekstemalisasi ini masyarakat menjadi kenyataan buatan manusia

2. Obyektivasi, yaitu proses dimana masyarakat menjadi realitas obyektif, yaitu suatu kenyataan yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia. Dengan demikian masyarakat dengan segala pranata sosialnya akan mempengaruhi bahkan membentuk perilaku manusia.

3. Intemalisasi, yaitu proses dimana masyarakat disergap kembali oleh manusia. Maksudnya bahwa manusia mempelajari kembali masyarakamya sendiri agar dia dapat hidup dengan .baik, sehingga manusia menjadi kenyataan yang dibentuk oleh masyarakat.
     
Contoh-Contoh Hubungan Antara Manusia dengan Kebudayaan

1) Kebudayaan-kebudayaan khusus atas dasar faktor kedaerahan
Contoh: Adat-istiadat melamar di Lampung dan Minangkabau. Di Minangkabau biasanya pihak permpuan yang melamar sedangkan di Lampung, pihak laki-laki yang melamar.

2) Cara hidup di kota dan di desa yang berbeda
Contoh: Perbedaan anak yang dibesarkan di kota dengan seorang anak yang dibesarkan di desa. Anak kota bersikap lebih terbuka dan berani untuk menonjolkan diri di antara teman-temannya sedangkan seorang anak desa lebih mempunyai sikap percaya pada diri sendiri dan sikap menilai.

3) Kebudayaan-kebudayaan khusus kelas sosial
Di masyarakat dapat dijumpai lapisan sosial yang kita kenal, ada lapisan sosial tinggi, rendah dan menengah. Misalnya cara berpakaian, pergaulan, bahasa sehari-hari dan cara mengisi waktu senggang. Masing-masing kelas mempunyai kebudayaan yang tidak sama, menghasilkan kepribadian yang tersendiri pula pada setiap individu.